Ad Code

5 Kuliner Khas Raja Ampat yang Wajib Dicoba Saat Mengunjungi Raja Ampat

SUARITOTO Berlibur ke Raja Ampat tidak hanya menikmati wisata alamnya saja, karena ada beragam kuliner khas yang patut dicoba. Inilah rekomendasi makanan khas Raja Ampat yang terkenal lezat mampu memanjakan lidah penikmatnya.

Papua tak hanya terkenal dengan kawasan wisatanya yang beraneka ragam. Para wisatawan dari luar negeri maupun dalam negeri banyak yang memilih Papua sebagai destinasi wisata mereka. Salah satu kawasan wisata yang populer di kalangan para wisatawan adalah wisata Raja Ampat. Hampir tidak ada wisatawan yang asing dengan wisata tersebut.

Ketika berkunjung ke Raja Ampat, sempatkanlah untuk mencoba mencicipi kuliner khasnya. Anda pasti akan merasakan perbedaan yang signifikan dengan kuliner khas daerah Anda. Dari mulai rasa, tekstur, hingga penampilannya sangat berbeda dengan daerah lain. Sehingga jika Anda merasa rindu dengan segala macam makanan khas daerah ini, akan sangat sulit menemuinya di daerah lain.

Mungkin daerah lain ada yang menjual makanan khas Raja Ampat juga, namun dari segi rasa pasti tetap akan berbeda dengan yang ada di daerah aslinya. Kalaupun Anda menemukan warung khas Raja Ampat di daerah lain dengan rasa yang persis sama dengan daerah aslinya, suasananya akan sangat berbeda ketika menikmati kuliner khas ketika berada di daerah aslinya.

BACA JUGA : 5 Destinasi Kuliner Terbaik di Palembang, Wajib Dikunjungi !!!

1. Cacing Laut

Mungkin bagi masyarakat yang tinggal di daerah luar Papua menganggap makanan ini menggelikan. Namun bagi masyarakat Papua terutama Raja Ampat, cacing laut justru menjadi makanan cemilan sehari-hari masyarakat Kepulauan Ayau. Asal makanan khas tersebut berasal dari daerah Raja Ampat di wilayah bagian utara.

Sebelum diolah, cacing tersebut didapatkan oleh masyarakat Raja Ampat bukan dengan cara dibudidayakan, melainkan dengan cara diburu. Cara mengambilnya yakni dengan mengeruk pasir menggunakan tangan kemudian memasukkan batang kayu kecil seperti lidi ke dalam pasir yang telah dikeruk tadi. Setelah ditunggu sebentar, cacing akan melilit batang lidi tersebut.

Jika sudah ada cacing yang berhasil melilit batang lidi, masyarakat Raja Ampat tinggal menarik batang lidi tersebut. Cacing yang berhasil ditangkap akan dipotong ekor dan kepalanya sebelum diolah menjadi makanan. Jika para wisatawan penasaran dengan rasa makanan unik ini, wisatawan tidak perlu repot menangkapnya sendiri.

Di pusat kota Raja Ampat dan daerah Papua lainnya, makanan cacing laut ini sudah banyak dijual dalam keadaan sudah siap santap. Sehingga para wisatawan tidak perlu kesusahan jika ingin mencoba kuliner khas yang terbilang unik serta ekstrim ini. Proses pengolahannya pun tidak langsung digoreng begitu saja, namun melalui langkah-langkah tertentu.

Langkah pengolahan cacing ini yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan membelah bagian tubuhnya. Setelah dibelah, pasir yang ada di dalam tubuhnya dikeluarkan kemudian dibilas sampai bersih. Ketika sudah dikeluarkan pasirnya dan dibilas sampai bersih, selanjutnya cacing dipanggang menggunakan tempurung kelapa, serabut, dan kayu bakar secukupnya.

Proses pemanggangan cacing laut tersebut disebut sebagai ‘asar’ yang mana warna cacing yang aslinya putih berubah menjadi kecoklatan saat sudah matang. Cacing yang sudah matang penampilannya sangat mirip dengan kentang. Bedanya hanya dari teksturnya yang kenyal dan ketika digigit agak alot seperti ketika menggigit gurita.

Rasa cacing panggangnya sendiri cenderung gurih dan manis, namun tergantung juga dengan bumbu yang digunakan saat penyajian. Karena penyajian cacing laut panggang tersebut biasanya tersedia dalam beberapa variasi bumbu, salah satunya adalah bumbu rica pedas. Makanan ini biasanya disajikan bersamaan dengan sayuran supaya lebih nikmat.

Cacing laut yang dijadikan masakan adalah jenis cacing insonem yang jauh dari kesan kotor. Cacing ini jangan disamakan dengan cacing tanah yang kotor dan menjijikkan pada umumnya. Cacing insonem berwarna putih dan banyak ditemukan di area pasir putih timbul yang mana pasirnya hanya muncul saat air laut sedang surut.

Panjang cacing insonem sekitar 30-40 cm dan mengandung khasiat yang baik bagi kesehatan. Khasiat tersebut antara lain mengobati diabetes serta menambah kekuatan serta stamina bagi pria. Protein yang terkandung di dalam tubuh cacing ini sangat tinggi. Harga seporsi cacing biasanya Rp 10.000 – Rp 25.000 dan memiliki nilai jual yang tinggi di daerah Raja Ampat.

BACA JUGA : 6 Destinasi Kuliner di Banjarmasin yang Sangat Mengundang Selera Makan !!! Wajib Kamu Cobain !!!

2. Baha-Baha

Baha-baha merupakan makanan khas yang secara khusus disajikan oleh penduduk yang tinggal di Kampung Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit saja. Cara pengolahannya terbilang mudah yaitu sagu basah dikeringkan terlebih dahulu setelah itu ditapis dengan menggunakan saringan.

Kemudian sagu tersebut dicampur secukupnya dengan kelapa parut. Setelah itu adonan sagu dipanaskan dengan menggunakan teflon yang sebelumnya sudah dilapisi oleh minyak. Selanjutnya adonan dilebarkan hingga membentuk lingkaran. Apabila adonan sudah berwarna kecoklatan, adonan tersebut bisa diangkat dan disajikan dengan cara menggulung adonan.

Makanan khas satu ini memiliki cita rasa yang manis dibandingkan dengan olahan sagu yang lainnya. Baha-baha sangat cocok digunakan sebagai santapan saat pagi dan sore hari dengan ditemani minuman teh manis. Olahan sagu ini biasa disebut dengan sagu dadar jika dilihat dari penyajiannya dengan cara digulung.

3. Gani Nu

Makanan khas yang disajikan secara khusus oleh penduduk yang tinggal di Kampung Lopintol lainnya adalah Gani Nu yang menggunakan bahan dasar sagu dan dibuat dengan menggunakan cetakan tanah liat khusus dengan nama aba na. Cara mengolahnya yaitu sagu basah ditapis dahulu dengan saringan lalu dicampurkan dengan kelapa parut.

Setelah adonan tersebut selesai dibuat, selanjutnya dicampur dengan gula aren. Cara memasak Gani Nu tidak bisa menggunakan kayu bakar pada umumnya, namun harus menggunakan kayu bakar khusus supaya suhu panas adonan dapat stabil. Cita rasa makanan khas satu ini yakni manis dan teksturnya renyah.

Biasanya makanan ini disajikan bersamaan dengan secangkir kopi panas atau teh agar rasanya lebih nikmat. Makanan Gani Nu biasa disebut dengan sagu bakar karena proses pengolahannya yang menggunakan kayu bakar khusus.

BACA JUGA : 7 Destinasi Kuliner di Prancis bagi Pecinta Jajanan, Wajib Kamu Kunjungi !!!

4. Habo Kon

Makanan khas ini merupakan makanan tradisional yang memiliki bahan dasar sagu dengan campuran daging bia kodok. Bia kodok bukanlah kodok atau katak melainkan kerang besar yang mempunyai cangkang berwarna hitam dan berbentuk bulat. Kerang bia kodok biasanya hidup di area sekitar tanaman bakau.

Cara membuat Habo Kun adalah bia kodok dibersihkan dahulu kemudian direbus. Kemudian sagu yang telah dikeringkan dicampur dengan beberapa bumbu dapur seperti bawang merah, cabai, kelapa parut, cabai, gula merah dan garam hingga membentuk sebuah adonan.

Setelah terbentuk menjadi adonan, adonan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kerang yang sudah disiapkan. Selanjutnya kerang tersebut dipanggang atau dibakar. Cita rasa Habo Kun cenderung gurih dan asin serta tidak terlalu manis. Habo kun biasa disebut sebagai sagu bia kodok.

5. Ikan Bakar Manokwari

Salah satu makanan unik dari Raja Ampat ini begitu menggugah selera karena disajikan dengan bumbu khas yang berasal dari daerah Manokwari. Bahan dasar yang digunakan berupa ikan tongkol dari hasil tangkapan nelayan di laut. Ikan tersebut mengandung protein yang tinggi sehingga sangat baik bagi tubuh.

Cara mengolah ikan tersebut adalah ikan yang masih segar dibersihkan dahulu menggunakan air kemudian dibakar secara tradisional. Cara membakarnya sama dengan cara membakar ikan pada umumnya. Karena dibakar dengan cara tradisional, maka kesegaran ikan masih tetap terjaga. Cita rasanya tentu berbeda dengan ikan bakar biasanya.

6. Ikan Bungkus Papua

Bagi sebagian orang mungkin sudah akrab dengan makanan yang bernama pepes ikan. Penampilan pepes ikan sangat mirip dengan ikan bungkus Papua satu ini. Yang membedakan dengan pepes ikan pada umumnya adalah ikan bungkus Papua ini menggunakan bahan dasar ikan laut yang diracik dengan olahan bumbu khas Raja Ampat.

Bumbu ikan bungkus ini antara lain bawang putih dan bawang merah, kunyit, ketumbar, cabai merah, kemiri, dan kunyit. Bumbu-bumbu dapur tersebut dihaluskan terlebih dahulu kemudian dilumuri ke ikan tongkol sebelum dibungkus. Bumbu lainnya yaitu cabai merah, lengkuas, batang serai, dan asam (tomat atau belimbing wuluh) yang diiris atau dipotong-potong.

Bahan yang digunakan untuk meracik ikan bungkus ini salah satunya adalah daun salam yang berguna untuk memberikan tambahan penyedap rasa ikan tongkol. Penyajian ikan bungkus tersebut biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang agar tidak rusak ketika proses pembakaran. Penyajiannya dengan nasi supaya lebih nikmat rasanya.

Pembungkus ikan bakar menggunakan dua lapisan daun pisang yang mana lapisan pertama tidak perlu ditutup bagian ujungnya. Sedangkan lapisan kedua bagian ujungnya ditutup dengan menggunakan kayu atau lidi. Cita rasanya gurih dan memiliki aroma wangi yang khas.

Berbagai makanan khas Raja Ampat tersebut wajib Anda coba ketika sedang berkunjung ke Papua Barat. Rasa, penyajian, hingga tekstur makanannya pun tidak akan sama dengan makanan khas di daerah lain. Pengalaman kuliner Anda akan bertambah ketika mencoba mencicipi kuliner khas Raja Ampat sehingga cita rasanya akan menggugah selera makan Anda.




Posting Komentar

0 Komentar